Gerbang Tol |
Tujuan wilayah dan Asal |
Transaksi |
Cililitan |
Gerbang Tol Barrier dari arah Jagorawi |
Terbuka |
Halim |
Gerbang Tol Barrier dari arah Jakarta-Cikampek |
Terbuka |
Tebet |
Wilayah Pancoran, Tebet |
Terbuka |
Kuningan |
Jalan HR Rasuna Said, Gatot subroto, |
Terbuka |
Semanggi I |
Semanggi Arah Blok M, Semanggi arah Thamrin |
Terbuka |
Semanggi II |
Kartika Chandra |
Terbuka |
Senayan |
Senayan, Taman Ria, TVRI |
Terbuka |
Pejompongan |
 MPR, DPR, Tanah Abang |
Terbuka |
Slipi |
Wilayah Slipi |
Terbuka |
Tomang |
Barrier Dari Jalan tol Jakarta-Tangerang |
Terbuka |
Tanjung Duren |
Wilayah Grogol |
Terbuka |
Jelambar |
Wilayah Jelambar |
Terbuka |
Angke |
Wilayah Muara Angke, Jakarta Utara |
Terbuka |
Kapuk |
Barrier untuk pengguna dari Bandara/Kamal ke arah Jakarta |
Terbuka |
Cengkareng |
Bandara Soekarno Hatta |
Terbuka |
Jalan Tol Cawang-Tomang
Jalan Tol Dalam Kota atau Jakarta Intra Urban Tollways, mulai dioperasikan oleh Jasa Marga secara bertahap semenjak tahun 1987, melalui ruas Cawang-Semanggi. Jalan Tol ini dibangun seiring dengan pertumbuhan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis, dimana mobilitas orang dan barang makin meningkat pula.
Jalan Tol sepanjang ini menghubungkan wilayah Timur Jakarta yaitu Cawang hingga wilayah Barat Kota Jakarta hingga Pluit. Jalan Tol sepanjang 23,55 Km ini saat ini terintegrasi dengan 4 (empat ) jalan tol yang menuju ke berbagai wilayah yaitu, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Tangerang-Merak, serta Jalan Tol Prof Dr. Ir. Sedyatmo.
Sementara itu pada tahun 1996 saat selesainya pembangunan ruas Grogol-Pluit, Jalan tol ini menjadi sebuah lingkaran yang tak berujung bersamaan bersama ruas Cawang-Tanjung Priuk-Pluit yang dioperasikan oleh PT Citra Marga Nushapala Persada. Dengan demikian jalan tol ini menjadi salah satu infrastruktur penting Nasional dan menjadi urat nadi trasportasi yang penting menghubungkan dari wilayah Tangerang menuju Cikampek serta kota-kota lain di Pantai Utara Jawa (Pantura). Sehingga Jalan tol ini yang memiliki 3 x 2 jalur ini kerap dipadati oleh lalu lintas pada jam-jam tertentu.
Jalan Tol Prof Dr. Sedyatmo
Jalan Tol ini dibangun untuk melengkapi pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng. Jalan tol sepanjang 14,30 km mulai dioperasikan pada tahun 1987. Keistimewaan Jalan tol ini adalah diterapkannya kontruksi Cakar Ayam sebagai pondasi Jalan. Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr.Ir. Sedyatmo yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama jalan tol ini.
Saat ini jalan tol Sedyatmo telah mengalami penambahan lajur elevated di kiri dan kanan jalan utama, hal ini untuk menghindari risiko banjir yang kerap merendam badan jalan tol yang disebabkan perkembangan wilayah sekitar jalan tol tersebut. Jalan Tol Prof.Dr.Ir. Sedyatmo saat ini selain tersambung dengan jalan tol Dalam Kota, juga tersambung dengan jalan tol JORR W1 Ke dua ruas jalan tol ini diopersikan oleh Jasa Marga Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng Pertumbuhan Volume Lalu Lintas.
Jenis Pembayaran
Jalan tol Dalam Kota saat ini menggunakan transaksi tunai (cash) dan e-tollcard
Saat ini Gerbang Tol Cililitan telah mengoperasikan Jalur e-toll pass, yaitu jalur transaksi non-stop.